Pertanyaan
ini merupakan pertanyaan penting saat ada target yang ingin dicapai, terutama
target yang besar. Terakreditasinya rumah sakit seperti ketentuan dalam
Undang-Undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit merupakan target besar
yang harus dicapai. Kenapa dikatakan target besar? Karena melibatkan seluruh
tim rumah sakit tanpa terkecuali.
Menurut Undang-Undang nomor
44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, dalam upaya peningkatan mutu pelayanan
Rumah Sakit wajib dilakukan akreditasi
secara
berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali.
Akreditasi Rumah Sakit dilakukan oleh
suatu lembaga independen
baik dari dalam maupun dari luar negeri berdasarkan standar akreditasi yang
berlaku.(1) Lembaga independen dalam negeri yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 417/MENKES/PER/II/2011 adalah Komisi
Akreditasi Rumah Sakit (KARS) yang berkedudukan di Jakarta. (2)
Peraturan Menteri Kesehatan nomor 012
tahun 2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit menjelaskan tujuan akreditasi adalah:
(3)
1.
Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit;
2.
Meningkatkan keselamatan pasien Rumah
Sakit;
3.
Meningkatkan perlindungan bagi pasien,
masyarakat, sumber daya manusia Rumah Sakit dan Rumah Sakit sebagai institusi;
dan
4.
Mendukung program Pemerintah di bidang
kesehatan.
Pencapaian
tujuan akreditasi seperti tersebut di atas tentu harus dilakukan oleh seluruh
tim yang bekerja di Rumah Sakit secara bersama-sama. Karena harus dilakukan
oleh seluruh anggota tim, maka menjadi penting pertanyaan: Solidkah Tim Kita?
Tim
terbentuk karena adanya pemimpin yang berperan sebagai koordinator tugas dan
fungsi anggota kelompok, atau sering juga disebut mitra kerja. Tim kerja
berkembang karena adanya kesamaan visi, tujuan, perilaku dan kadang juga gaya
hidup. Semakin banyak persamaan karakteristik anggotanya, biasanya semakin kuat
dan solid tim kerja tersebut. (4)
Inti
tim kerja terdiri atas tiga Komponen penting, yaitu komitmen bersama, saling
percaya, dan saling menhormati. Ketiga faktor utama inilah yang membuat sebuah
tim kerja sangat kuat (powerfull),
bila dibandingkan masing-masing anggota berkarya secara mandiri. Pepatah yang
mengatakan “bersatu kita kuat, bercerai kita runtuh” merupakan nilai dasar
pengembangan suatu tim kerja. Pada tim kerja yang ideal, kinerja setiap anggota
merupakan jangkar bagi kinerja anggota tim lainnya, yang membuat kinerja tim
menjadi prima dan dapat mewujudkan tujuannya. Tim kerja berbeda dari sekedar
kelompok kerja tradisional. Pada tim kerja dituntut akuntabilitas, baik secara
individual maupun kelompok. Inilah yang membuat tim kerja dapat tampil lebih
baik dibandingkan satu orang yang paling baik sekalipun. (4)
Mengapa
Kita Membutuhkan Tim Kerja?
Di
dunia kerja modern, setiap pekerjaan dituntut semakin berkualitas. Hal ini
berdampak terhadap tuntutan kinerja setiap profesional, agar semakin
meningkatkan kerja sama untuk menghasilkan jasa maupun produksi yang bermutu.
Agar dapat menjadi pemenang dalam dunia yang semakin kompetitif ini, organisasi
harus mampu menggabungkan segenap potensi pengetahuan, keterampilan,
pengalaman, dan visi anggotannya untuk bekerja dalam tim. Hanya dengan cara
inilah organisasi akan mampu mengatasi dan menyelesaikan aneka tantangan dan
masalah yang dihadapi dunia bisnis. Tim kerja menciptakan lingkungan yang
mendorong para anggtanya untuk adaptif dengan perubahan yang dibutuhkan, mempelajari bisnis, dan
mendapatkan keterampilan bekerja sama. (4)
Tuntutan
perkembangan tim kerja muncul karena perubahan karakteristik pekerjaan yang
semakin menuntut kerja sama antara sejumlah tenaga dengan keahlian berbeda.
Ciri-ciri pekerjaan tersebut adalah seperti berikut: (Scholtes & Joiner,
1996)(4)
1.
Pekerjaan semakin kompleks
2.
Dibutuhkan kreativitas
3.
Ketidakjelasan arah masa depan
4.
Tuntutan efisiensi penggunaan sumber
daya
5.
Tuntutan komitmen kerja yang tinggi
6.
Tuntutan kooperasi pelaksaan kerja
7.
Tuntutan proses kerja yang
interfungsional.
Semakin
cocok pekerjaan dengan karakteristik tersebut, semakin dibutuhkan pengembangan
tim kerja untuk melaksanakannya. Perusahaan yang ingin mencapai sukses
menggunakan tim kerja karena cara tradisional penyelesaian masalah dan
pengambilan keputusan, yang cenderung birokratif dan mengekang kebebasan
individu untuk bekerja secara kreatif, tidak cukup tepat dan lentur untuk
merespon perubahan. Organisasi menggunakan tim untuk menyelesaikan aneka
masalah bisnis dengan tujuan untuk mengurangi waktu kerja, mengurangi siklus
waktu, menurunkan kesalahan pelayanan, meningkatkan transaksi, memberikan
layanan prima, dan pekerjaan lain yang menuntut kerja sama tim. (4)
Pengembangan
tim kerja umumnya akan melalui proses yang terdiri atas 4 tahap: (Belbin, 1991;
Quick, 1992)(4)
1.
Tahap pembentukan
Pada tahap ini pemimpin dan anggota tim
kerja berupaya menyesuaikan tujuan individu dengan tujuan bersama. Setiap
anggota tim kerja berusaha mengenal tugas masing-masing dan bagaimana kaitannya
dengan pekerjaan dan tugas anggota lain. Setiap fungsi dan tugas seorang
anggota merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari fungsi dan tugas anggota
lain.
2.
Tahap perselisihan
Pada tahap ini, terjadi situasi yang
sangat krusial dari suatu pengembangan tim. Ketika anggota kelompok berinteraksi,
reaksi sosial dan emosional terhadap tugas muncul ke permukaan. Hal ini
disebabkan berbagai faktor seperti:
Ø Perbedaan
budaya,
Ø Perilaku,
Ø Ambiguitas
terhadap peran,
Ø Komunikasi
yang buruk,
Ø Kurang
terampil,
Ø Pengambilan
keputusan yang tidak efektif dan tidak dipahami,
Ø Kepemimpinan
yang buruk, dan
Ø Penghargaan
dan imbalan yang kurang.
Pada
tahap ini, peran pemimpin untuk mengelola dan menyelesaikan konflik harus baik,
dan anggota kelompok harus mempunyai kesadaran dan komitmen untuk menyelesaikan
konflik agar tujuan yang lebih besar dapat diwujudkan. Setiap anggota perlu
menyesuaikan diri dengan norma yang akan dikembangkan oleh tim, dan setiap
anggota bersedia membatasi kemerdekaan
individual demi kesuksesan tim kerja.
3.
Tahap penetapan nilai
Bila perselisihan atau konflik dapat
diselesaikan dengan baik, tim akan dapat membuat kesepakatan-kesepakatan baru
atau penetapan nilai (value) yang
diadopsi bersama. Pada tahap ini, perenungan kembali terhadap impian tim perlu
dilakukan oleh setiap anggota kelompok kerja. Pada tahap ini setiap pendapat,
pertanyaan, dan kritik terhadap seluruh konstituen tim perlu didiskusikan
secara mendalam dan terbuka. Komitmen-komitmen baru yang ditetapkan harus dapat
diterima oleh seluruh anggota demi mewujudkan impian bersama. Oleh karena itu,
setiap anggota tim harus menghayati misi, visi, dan tujuan tim kerja mereka.
Apakah impian-impian mereka? Apakah tujuan mereka di masa depan? Kesamaan
terhadap hal ini akan mewujudkan paradigma berpikir yang sama pada seluruh
anggota tim sehingga menjadi karakteristik perilaku tim.
4.
Kinerja
Pada tahap ini, komponen penting, yaitu komitmen bersama, saling percaya, dan
saling menghormati telah menjadi roh
tim kerja. Ketiga komponen inilah yang memberikan kontribusi kuat terhadap
stabilitas tim dan rasa aman setiap anggota tim untuk berprestasi mewujudkan
tujuan bersama. Kerja sama berkembang lewat penghayatan terhadap peran
masing-masing anggota dan tim mampu menyelesaikan problem yang timbul secara
komprehensif demi kepentingan tim. Pada tahap ini, semua anggota tim akan bahwa
mereka ada di jalur yang benar untuk mewujudkan impian bersama mereka. Semangat
tolong-menolong di antara anggota merupakan unsur penting dalam menghasilkan
sinergi kinerja tim.
Kembali
pada pertanyaan awal: Solidkah tim kita? Bila tim belum solid, maka
perkembangan tim berarti masih berada di tahap perselisihan, sehingga masih jauh dari
tahap kinerja. Perlu dilakukan evaluasi oleh pemimpin karena peran pemimpin
untuk mengelola dan menyelesaikan konflik harus baik, dan anggota kelompok
harus mempunyai kesadaran dan komitmen untuk menyelesaikan konflik agar tujuan
yang lebih besar dapat diwujudkan.
Daftar
Pustaka:
(1) Undang-Undang
Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(2) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
417/MENKES/PER/II/2011 tentang Komisi Akreditasi Rumah Sakit
(3) Peraturan Menteri Kesehatan nomor 012
tahun 2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit
(4) Ilyas,
Yaslis, Kiat Sukses Manajemen Tim Kerja, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar