Air terjun bagiku memiliki sensasi tersendiri.
Menatap airnya yang jatuh dari ketinggian dengan keindahan mengingatkan pada
kekuasaan Allah yang sangat dahsyat. Sebuah hal yang terasa bertolak belakang,
kekuatan yang menimbulkan rasa takut dan keindahan yang menyejukkan hati. Di
masa perkuliahan dulu, aku sangat menyukai perjalanan mengunjungi air terjun,
meskipun aku tidak pernah berenang di dalamnya, karena aku memang tidak bisa berenang.
Saat aku masih Sekolah Dasar, aku pernah mencoba mandi
di Sungai Kampar saat air sungai dangkal dan mencoba meringankan badan untuk
berenang. Sungai Kampar berada tak jauh dari rumah orangtuaku, namun aku tak
pernah diberi izin untuk mandi ke sungai. Itu kali pertama aku mandi di sungai
Kampar bersama Abang, Kakak dan Adik. Air sungai Kampar di musim panas menjadi
dangkal sehingga ada pulau di pinggir dan di tengah sungai. Namun rupanya ini
menjadi pengalaman buruk buatku. Saat mencoba meringankan badan untuk berenang
di air dangkal tersebut, aku justru hanyut, sehingga tubuh kecilku tergores
oleh bebatuan. Tentu saja warga lain yang berada di sungai tertawa melihatku
hanyut di air dangkal. Abang segera menolongku. Akhirnya aku mandi di sungai
dengan gayung. Hahaha…
Dimasa
Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Silantai,
Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, aku memaksakan diri belajar berenang di
lubuk yang terdapat di desa tersebut. Usahaku gagal. Aku justru tenggelam dan
nyaris tidak selamat. Gadis desa yang pergi bersamaku berusaha menolongku dan
alhamdulillah berhasil menggapai tanganku saat aku terbawa arus dan tepat sebelum kepalaku nyaris
terbentur batu besar
dalam aliran sungai. Pengalaman yang
tak terlupakan dan memberi pelajaran penting buatku. Sejak saat itu aku tidak
lagi berusaha untuk belajar berenang.
Kabupaten Kampar memiliki banyak air terjun yang belum
aku ketahui dan kunjungi. Saat aku bekerja di Puskesmas Bangkinang Barat, saat
ini bernama Puskesmas Kuok, aku bersama beberapa teman puskesmas melakukan perjalanan
mengunjungi Lubuk Ninio di desa Merangin, Kecamatan Bangkinang Barat, saat ini
telah berganti nama menjadi Kecamatan Kuok. Meskipun air terjunnya tidak
tinggi, namun perjalanan dan suasananya menyenangkan. Banyak pelajar dan
mahasiswa berkemah disana. Saat itu, kira-kira sepuluh tahun yang lalu, aku
tidak tau bahwa ada air terjun lain di Kabupaten Kampar. Masyarakat Kampar
selalu berasumsi bahwa Kabupaten Kampar tidak memiliki alam yang indah untuk
dikunjungi, sehingga setiap libur yang direncanakan adalah mengunjungi alam di
daerah lain. Lubuk Ninio menjadi alternatif terdekat untuk wisata air terjun.
Gambar 2. Air terjun Lubuk Ninio, Desa Merangin, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar dari sisi yang berbeda
Tiga tahun yang lalu Lala, keponakanku, pergi wisata
alam ke air terjun di Desa Siabu, Kecamatan Salo, bersama guru dan teman
sekolahnya di SMU Muhammadiyah Bangkinang. Sampai saat ini aku belum berhasil
ke air terjun di Siabu karena Lala tidak hafal jalannya sehingga tidak bisa
menjadi pemandu perjalanan. Di Siabu juga terdapat Sungai Lipai yang menjadi
arena memancing bagi yang hobi memancing. Di Sungai Lipai terdapat buaya yang
menjadi tantangan tersendiri bagi pemancing ikan. Mudah-mudahan suatu saat aku
berkesempatan mengunjungi air terjun dan sungai Lipai di Siabu didampingi
pemandu yang memahami lingkungan disana.
Dua tahun lalu aku mendapat informasi tentang keberadaan
air terjun di Kampar Kiri Hulu. Ada beberapa air terjun di wilayah tersebut. Di
Desa Tanjung Belit terdapat air terjun Batu Dinding dan Sungai Subayang yang
eksotis, selain itu juga terdapat goa yang cantik. Tempat tersebut telah aku tampilkan di blog ini. Dapat dikunjungi halaman disini, disini, disini, disini dan disana.
Di Kampar Kiri Hulu juga masih terdapat air terjun di desa lainnya. Air terjun
yang paling menantang untuk dikunjungi di Kampar Kiri Hulu adalah air terjun
Batang Kapas di Desa Lubuk Bigau. Perjalanan menuju air
terjun Batang Kapas di desa Lubuk Bigau terasa sangat menantang buatku. Sejak dua tahun lalu kami telah merencanakan perjalanan
menuju air terjun tertinggi kedua di Sumatera ini. Aku menceritakan tersendiri
perjalananku ke air terjun Batang Kapas disini, disini, disini dan disana.
Kecamatan Kampar Kiri dengan ibu kecamatannya Lipat
kain juga mempunyai air terjun. Air terjun terdapat di Desa Sungai Geringging
yang berada 3 km dari Lipat Kain. Air terjun Sungai Kitang dapat dicapai dengan
menyusuri Sungai Kitang. Namun sayangnya aku belum berkesempatan
mengunjunginya. Mudah-mudahan suatu saat aku berkesempatan ke air terjun Sungai
Kitang.
Kecamatan XIII Koto Kampar memiliki air terjun yang
tidak kalah menarik. Beberapa air terjun disana telah aku kunjungi, seperti air
terjun Pulo Simo dan air terjun Panisan. Aku akan menceritakan secara
tersendiri pengalamanku mengujungi air terjun di XIII Koto Kampar. Masih ada
banyak lagi air terjun yang belum aku kunjungi di XIII Koto Kampar, ada air
terjun Tambang Murai, air terjun Batu Hidung dan air terjun lainnya yang aku
juga belum tau namanya.
Sangat di luar dugaan, ternyata Kabupaten Kampar
memiliki alam yang sangat indah namun belum dikenali oleh masyarakat. Mungkin
masih ada lagi air terjun yang belum aku ketahui. Mudah-mudahan aku berhasil
mengunjungi sebagian besar air terjun yang berada di Kabupaten Kampar. Mudah-mudahan
dengan berjalannya waktu aku semakin mengetahui kekayaan alam Kabupaten Kampar,
tanah kelahiranku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar