Kelas
online Nulis Fiksi hari kedua diisi oleh Farsha Bila, penulis buku
Lembah Kucing dan Permen Kebahagiaan, juga penulis dalam 5 buku antologi:
Pelangi di Negeri Air; Kisah Para Perambah; 25 Ilmuwan Indonesia yang Mendunia;
dan Surat Kecil untuk Mantan. Materi yang dibahas adalah tentang Teknik Menulis
Fiksi: Premis, Alur dan Gaya Bercerita.
Apa bekal yang diperlukan dalam menulis fiksi? Diperlukan:
1. Kemauan
2. Kepekaan
3. Pengalaman
4. Pengetahuan
5. Kreativitas
Bagaimana
menemukan premis? Dimulai dari profil tokoh cerita, apa saja keinginnya, apa
saja hambatannya dan bagaimana endingnya. Cara mengembangkan premis bisa
dilakukan dengan curah pendapat; pengelompokan atau menulis cepat agar menulis
spontan melahirkan ide dan tulisan serta tidak sempat mengoreksi tulisan.
Masalah yang sering ditemukan penulis adalah sibuk mengulang tulisan dan
mengedit tulisan sehingga tulisannya tidak maju-maju.
Setelah
menemukan premis, maka dilakukan pengembangan alur, terserah kita alur yang
direncanakan seperti apa.
“Tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Semua
diciptakan Tuhan dengan penuh perhitungan.”
Prof. Dr. Wahyudi Siswanto (Penulis Buku Menulis
Semudah Tersenyum)
Dalam
mengembangkan alur, terdapat 3 jenis alur: alur maju; alur mundur; dan alur
gabungan. Alur/plot mengantarkan pembaca dari satu milestone ke milestone
lainnya dalam premis. Tahapan alur adalah pendetailan premis, dimulai dari
pengenalan, adanya konflik, ada tantangan atau krisis, dilanjutkan klimaks yang
merupakan paling tinggi di suatu cerita, diakhiri dengan penyelesaian.
Tips
berlatih: Kembangkan alur cerita dari sebuah cerita yang sudah ada, boleh dari
cerpen, novel atau film.
Gaya
bercerita dalam tulisan:
1. Dramatikal/lebih
banyak dialog
2. Buku
harian
3. Berbalas
pesan
4. Kesaksian-kesaksian
tokoh lain
5. Sudut
pandang dari tokoh lain (bisa manusia, benda, hewan atau tumbuhan)
6. Cerita
berbingkai (cerita dalam cerita).
Gaya bercerita apa yang disukai?
Aku
kehabisan ide. Apa yang harus dilakukan? Tentu mencari tau sebenarnya kita
kekurangan ide karena apa? Biasanya ada dua penyebab: kelelahan dan atau
kurangnya referensi. Cara mengatasinya? Bila
kelelahan: tidur atau penyegaran atau melakukan hal lain yang disukai. Bila
kekurangan referensi, maka menyiapakan materi atau karya-karya yang memiliki
keterkaitan dengan tulisan kita.
Meluweskan
kemampuan menulis:
1. Menulis
buku harian/jurnal
2. Menulis
cerita tentang objek random di sekitar kita, seperti perabotan
3. Membuat
review karya yang dibaca atau ditonton.
4. Mengelilingi
diri dengan berbagai macam karya.
Narasumber
menggunakan suplemen buku Menulis Semudah Tersenyum dan buku Creative Writing saat
buntu menulis.
Kewajiban
draft pertama adalah? ADA. 😊
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar